Sektor konstruksi di Jepang selalu berkembang setiap tahunnya. Data dari Statista mengungkap bahwa sektor ini mampu menyerap tenaga kerja hingga 4,8 juta orang per tahun. Wajar saja, jika banyak pekerja Indonesia melirik lowongan kerja konstruksi di Jepang. Namun, berapa sebenarnya gaji konstruksi di Jepang? Apakah cukup untuk biaya hidup dan tabungan? Artikel ini akan mengulas informasi lengkapnya.
Gaji Tahunan & Per Jam
Rata-rata gaji tahunan pekerja konstruksi di Jepang adalah sekitar ¥4.299.746 atau setara Rp580 juta. Ini berarti per jamnya, setiap pekerja konstruksi mendapatkan sekitar ¥2.067, atau sekitar Rp280 ribu. Di Tokyo, gaji ini bisa lebih tinggi, yaitu sekitar ¥5.728.049 per tahun (Rp772 juta) dan per jam ¥2.754 (Rp370 ribu).
Gaji Bulanan Awal & Tunjangan
Buat kamu yang baru mulai, gaji awal pekerja konstruksi di Jepang biasanya ada di kisaran ¥200.000–¥300.000 per bulan (~Rp27–41 juta). Beberapa perusahaan konstruksi juga menyediakan tunjangan seperti upah shift malam, lembur, tunjangan perumahan, dan bonus tahunan rata-rata ¥74.816–¥99.668 (~Rp10–13 juta).
Gaji Berdasarkan Lokasi & Pengalaman
Buat kamu yang belum tahu, lokasi kerja di Jepang sebenarnya sangat berpengaruh pada gaji yang akan kamu terima. Misalnya di Okinawa, gaji rata-rata pekerja konstruksi per tahun adalah ¥3.529.684 (Rp475 juta), dengan gaji per jam sekitar ¥1.697 (Rp230 ribu). Sementara di Tokyo, pekerja konstruksi berpengalaman bisa meraih ¥6–7 juta per tahun (~Rp800–950 juta).
Perbandingan Rupiah & Kisaran Gaji
Kalau kamu kerja di sektor konstruksi Jepang, 8 jam sehari selama 22 hari, gaji bulananmu bisa mencapai ¥300.000, atau sekitar Rp40–41 juta.
Gaji per jam pun bervariasi, tergantung area. Di wilayah biaya hidup rendah, bisa sekitar ¥700–800, sedangkan di Tokyo bisa sampai ¥1.000 per jam (Rp140 ribu).
Secara umum, gaji tahunan pekerja konstruksi di Jepang berada di rentang Rp580–770 juta.
Ringkasan Gaji Konstruksi
Level / Lokasi | Gaji Tahunan (¥) | Gaji Per Jam |
Jepang | ~4.299.746 (~Rp580 juta) | ~2.067 (~Rp280 ribu) |
Tokyo | ~5.728.049 (~Rp772 juta) | ~2.754 (~Rp370 ribu) |
Okinawa | ~3.529.684 (~Rp475 juta) | ~1.697 (~Rp230 ribu) |
Pekerja baru | 200.000–300.000/bulan | — |
Analisis Singkat
Gaji yang kamu terima bisa sangat tergantung dari lokasi kerja. Misalnya, di Tokyo, gaji bisa 30–40% lebih tinggi dari kota kecil. Tunjangan dan bonus juga bisa jadi penambah penghasilan besar, apalagi kalau kamu kerja malam atau lembur.
Di sisi lain, makin tinggi skill dan pengalaman kamu, makin besar juga gajinya. Pekerja yang punya sertifikasi Tokutei Ginou atau pengalaman teknis akan dinilai lebih.
Tapi jangan lupa, biaya hidup di Jepang juga nggak kecil. Sewa apartemen, makan, dan transportasi bisa bikin pengeluaran membengkak kalau nggak dihitung dengan cermat.
Saran Keuangan Buat Pekerja Konstruksi di Jepang
Buat kamu yang baru pertama kali kerja di Jepang, atur pengeluaran sejak awal. Sisihkan minimal 30% dari gaji untuk ditabung atau dikirim ke keluarga. Gunakan rekening khusus agar tidak tercampur dengan uang belanja harian.
Pilih tempat tinggal yang terjangkau dan dekat tempat kerja agar hemat biaya transportasi. Bawa bekal makan dari rumah atau mess untuk mengurangi pengeluaran makan siang. Manfaatkan tunjangan perumahan atau bonus akhir tahun untuk keperluan jangka panjang, bukan langsung dihabiskan.
Kamu juga bisa mencatat pengeluaran harian selama sebulan pertama untuk memahami pola konsumsi dan menyesuaikan budget. Dengan strategi ini, kamu bisa tetap hemat, menabung, dan tetap nyaman hidup di Jepang.
Kesimpulan
Dengan gaji yang mencapai Rp27 juta hingga Rp64 juta per bulan, kerja di sektor konstruksi Jepang memang menjanjikan. Tapi tetap ada tantangan, terutama soal biaya hidup dan adaptasi.
Maka dari itu, jangan cuma lihat besar gaji tapi pertimbangkan juga lokasi kerja, biaya hidup, dan strategi keuangan. Gaji besar bisa terasa maksimal kalau kamu tahu cara mengelolanya.
Semoga informasi soal gaji konstruksi di jepang ini bisa bantu kamu ambil keputusan terbaik!