Buat kamu yang tertarik kerja sebagai caregiver atau perawat lansia, pasti penasaran soal gaji perawat lansia di Jepang. Apakah cukup tinggi? Bisa nggak sih hidup layak di sana sambil tetap kirim uang ke keluarga di Indonesia? Dan gimana kalau kamu sudah berkeluarga, apa pekerjaan ini masih cocok? Yuk, kita bahas tuntas dari berbagai sisi biar kamu bisa ambil keputusan dengan lebih mantap.
Berapa Rata-Rata Gaji Perawat Lansia di Jepang?
Kalau kamu kerja sebagai perawat lansia lewat program resmi seperti Tokutei Ginou (Specified Skilled Worker), rata-rata gajimu bisa berkisar antara 160.000 yen sampai 200.000 yen per bulan. Kalau dirupiahkan, itu sekitar Rp18 juta sampai Rp22 juta, tergantung kurs dan lokasi kerja kamu.
Gaji bisa lebih tinggi kalau kamu sudah punya pengalaman, sertifikat tambahan, atau bisa berkomunikasi dalam bahasa Jepang dengan lebih lancar. Biasanya perusahaan juga menanggung asuransi kesehatan dan pensiun, jadi kamu nggak perlu keluar uang tambahan untuk itu.
Dibandingkan dengan Pekerjaan Lain, Gajinya Gimana?
Kalau dibandingkan pekerjaan entry-level lain seperti kerja di restoran cepat saji, pabrik, atau bidang konstruksi, gaji perawat lansia cenderung setara atau sedikit lebih tinggi. Tapi bedanya ada di tingkat tanggung jawab dan beban kerja.
Perawat lansia harus sabar, telaten, dan kuat fisik karena tugasnya melibatkan interaksi langsung dengan pasien, mulai dari membantu mandi, memberi makan, menemani jalan, sampai mencatat kondisi harian. Meski capek, banyak yang bilang pekerjaan ini terasa lebih manusiawi dan bermakna.
Apakah Gajinya Cukup untuk Hidup di Jepang?
Jawabannya: cukup. Tapi kamu tetap harus pintar atur keuangan. Biaya hidup di Jepang, seperti sewa tempat tinggal, makan, dan transportasi, bisa menghabiskan sekitar 80.000 yen – 120.000 yen per bulan. Kalau kamu hemat dan tinggal di asrama yang disediakan perusahaan, kamu bisa punya sisa sekitar 60.000 yen – 100.000 yen per bulan untuk ditabung.
Kuncinya adalah hindari gaya hidup konsumtif. Masak sendiri, manfaatkan diskon, dan catat pengeluaran harian supaya nggak kebablasan. Dengan pengelolaan yang tepat, kamu tetap bisa hidup nyaman tanpa harus ngutang.
Bisa Nggak Sambil Kirim Uang ke Indonesia?
Bisa, asal kamu disiplin. Kalau kamu bisa sisihkan 30.000 yen per bulan (sekitar Rp3 jutaan), itu sudah cukup untuk bantu orang tua, bayar cicilan, atau menabung untuk masa depan. Banyak TKI yang bahkan bisa kirim lebih dari itu tiap bulan, tergantung kondisi pengeluaran mereka di Jepang.
Gunakan jasa pengiriman uang yang punya biaya transfer rendah dan kurs yang bagus. Jangan lupa juga cek regulasi pengiriman agar nggak ada potongan tak terduga.
Ideal Nggak untuk yang Sudah Berkeluarga?
Kalau kamu sudah berkeluarga, ada beberapa pertimbangan yang harus kamu pikirkan:
- Kalau kamu berangkat sendiri dulu, pastikan pasangan dan anak-anak kamu siap secara mental dan finansial. Jarak jauh itu nggak gampang, tapi bisa dijalani kalau ada komunikasi dan tujuan jelas.
- Kalau kamu ingin membawa keluarga ke Jepang, kamu harus kerja minimal beberapa tahun dulu dan punya penghasilan stabil. Beberapa perusahaan memang memperbolehkan bawa keluarga, tapi proses izinnya cukup panjang dan biaya hidup otomatis naik.
- Pastikan kamu punya tabungan dan perencanaan jangka panjang. Jangan cuma kerja buat hari ini, tapi pikirkan juga masa depan anak dan pasanganmu.
Banyak TKI yang sudah berkeluarga tetap memilih kerja sebagai perawat lansia di Jepang karena merasa pekerjaan ini punya prospek jangka panjang. Selama kamu punya niat kuat dan mau belajar, peluang terbuka lebar.Pekerjaan sebagai perawat lansia memang nggak mudah, tapi cukup menjanjikan dari segi penghasilan dan keamanan kerja. Kalau kamu disiplin, hidup hemat, dan bisa menyesuaikan diri, gaji perawat lansia di Jepang bisa mencukupi kebutuhan hidup di sana sekaligus bantu keluarga di tanah air. Jadi, jangan ragu untuk mempersiapkan diri dari sekarang dan ambil peluang baik ini!