Buat kamu yang sedang merencanakan untuk kerja di Jepang, hal pertama yang wajib kamu hitung adalah biaya kerja di Jepang. Banyak orang terlalu fokus ke gaji, tapi lupa bahwa ada sejumlah pengeluaran awal yang harus kamu siapkan dari Indonesia. Jadi, biar kamu nggak kaget di tengah jalan, yuk kita bahas apa saja komponen biaya yang perlu kamu tahu.
1. Biaya Pembuatan Paspor dan Dokumen
Sebelum berangkat, kamu harus punya paspor yang masih aktif. Untuk paspor elektronik (e-paspor), biayanya sekitar Rp650.000, sementara paspor biasa sekitar Rp350.000. Selain itu, kamu juga perlu menyiapkan dokumen lain seperti ijazah, SKCK, surat keterangan sehat, dan terjemahan dokumen—yang totalnya bisa mencapai Rp1 juta–Rp2 juta tergantung kebutuhan dan tempat pengurusan.
2. Biaya Kursus Bahasa Jepang
Banyak program kerja di Jepang yang mensyaratkan kamu lulus JLPT minimal level N4 atau JFT-Basic. Untuk itu, kamu perlu ikut kursus bahasa Jepang, yang biayanya bervariasi tergantung tempat dan durasinya. Kalau kamu ambil kursus intensif seperti di Pocket Nihongo, biaya bisa kamu cicil dan jadwalnya fleksibel. Biayanya berkisar antara Rp2 juta hingga Rp5 juta tergantung paket dan level yang kamu ambil.
3. Biaya Ujian Bahasa dan Skill
Setelah belajar, kamu perlu ikut tes bahasa Jepang (JLPT atau JFT-Basic) dan tes keterampilan (skill test) sesuai bidang yang kamu tuju. Biaya ujian bahasa berkisar Rp300.000–Rp500.000 per sesi, sedangkan ujian keterampilan bisa lebih mahal, tergantung jenisnya. Ada juga biaya pendaftaran program tertentu yang wajib kamu bayar ke lembaga pengelola.
4. Biaya Pelatihan dan Pembekalan
Beberapa program menyiapkan pelatihan teknis dan pembekalan sebelum kamu benar-benar berangkat. Misalnya pelatihan budaya kerja Jepang, simulasi kehidupan di Jepang, dan pelatihan teknis bidang kerja. Biaya pelatihan ini bisa mencapai Rp3 juta hingga Rp10 juta, tergantung lamanya pelatihan dan fasilitas yang disediakan.
5. Biaya Visa dan Tiket Pesawat
Untuk kerja di Jepang, kamu harus mengurus visa Tokutei Ginou atau visa kerja lain sesuai program. Biaya pembuatan visa berkisar Rp800.000–Rp1,5 juta. Sedangkan tiket pesawat dari Jakarta ke Jepang (Tokyo, Osaka, atau Nagoya) rata-rata berada di kisaran Rp6 juta–Rp10 juta sekali jalan. Ada juga program yang menanggung tiket, tapi tidak semuanya.
6. Biaya Akomodasi Awal
Setibanya di Jepang, kamu mungkin harus membayar sewa kamar atau apartemen sebelum mendapat gaji pertama. Biaya sewa bulanan di kota besar seperti Tokyo bisa mencapai ¥40.000–¥60.000 (sekitar Rp4 juta–Rp6 juta). Kamu juga perlu beli perlengkapan dasar seperti sprei, perlengkapan mandi, dan makanan awal, yang bisa menghabiskan ¥10.000–¥20.000 (sekitar Rp1 juta–Rp2 juta).
7. Dana Cadangan untuk Situasi Darurat
Ini yang sering dilewatkan: kamu harus punya dana darurat untuk jaga-jaga kalau ada penundaan keberangkatan, perubahan jadwal, atau masalah dokumen. Sisihkan minimal Rp2 juta–Rp5 juta agar kamu tetap aman secara finansial di masa transisi ini.
Dengan perhitungan realistis, total biaya kerja di Jepang dari awal hingga kamu benar-benar berangkat bisa mencapai Rp15 juta sampai Rp30 juta, tergantung jenis program dan lokasi kerja. Tapi tenang, biaya ini bisa kamu siasati lewat program cicilan, beasiswa pelatihan, atau kerja sama dengan lembaga penyalur yang terpercaya. Jangan lupa, kamu juga harus cek detail kontrak kerja agar tahu hak dan kewajibanmu sebelum berangkat. Kalau kamu sudah tahu target dan niatmu kuat, semua persiapan ini bakal terasa lebih ringan dan terarah.