Mau daftar sekolah bahasa Jepang, tapi biayanya nggak sedikit. Mau belajar sendiri, tapi takut nggak konsisten. Dua-duanya punya kelebihan dan kekurangan. Jadi sebelum kamu putuskan jalan mana yang paling cocok, yuk bahas bareng secara jujur dan masuk akal.
Belajar di Sekolah Bahasa Jepang: Terstruktur dan Terarah
Kalau kamu pilih belajar di sekolah resmi, biasanya kurikulumnya udah jelas. Kamu tahu kapan belajar hiragana, kapan masuk ke partikel, dan kapan mulai latihan percakapan. Semua dibuat bertahap, jadi kamu tinggal ikuti jalurnya.
Kelebihannya:
- Kamu dipandu langsung oleh guru, jadi kalau nggak ngerti bisa langsung tanya.
- Jadwalnya tetap. Ini bantu kamu disiplin.
- Ada teman belajar, jadi kamu nggak merasa sendirian.
- Ada ujian dan sertifikat yang diakui (seperti JLPT atau NAT-Test).
Kekurangannya:
- Biaya lumayan besar, apalagi kalau lokasinya di kota besar atau di luar negeri.
- Jadwalnya kaku, kamu harus ikut waktu yang sudah ditentukan.
- Kadang ada materi yang kamu rasa terlalu lambat atau nggak sesuai kebutuhan.
Kalau kamu butuh lingkungan belajar yang mendorong disiplin dan ingin hasil yang bisa dipakai secara resmi (misalnya buat kerja atau kuliah), sekolah bisa jadi pilihan yang tepat.
Belajar Otodidak: Fleksibel dan Hemat
Belajar sendiri bisa kamu lakukan kapan aja dan di mana aja. Pilihan medianya juga banyak: YouTube, podcast, buku, aplikasi kayak Duolingo atau LingoDeer. Bahkan sekarang banyak channel gratis yang ajarin grammar Jepang dengan cara yang fun.
Kelebihannya:
- Fleksibel. Kamu bisa belajar malam hari, pagi, atau pas istirahat makan siang.
- Hemat biaya. Banyak materi berkualitas tersedia gratis atau murah.
- Kamu bisa pilih materi yang sesuai minat, misalnya fokus ke percakapan, anime, atau bisnis.
Kekurangannya:
- Gampang terdistraksi. Kalau nggak disiplin, belajar bisa berhenti di tengah jalan.
- Nggak ada feedback langsung. Bisa aja kamu salah ucap atau salah pakai grammar, tapi nggak sadar.
- Tidak ada sertifikat resmi, kecuali kamu ikut ujian mandiri JLPT.
Belajar otodidak cocok buat kamu yang udah terbiasa ngatur jadwal sendiri dan nggak masalah belajar tanpa pengawasan. Tapi tetap harus punya target yang jelas supaya nggak gampang menyerah.
Perbandingan dari Sisi Biaya dan Kecepatan
Soal biaya, jelas belajar otodidak jauh lebih murah. Sekolah bisa habiskan jutaan rupiah per bulan, belum lagi biaya ujian atau buku tambahan. Tapi dari sisi kecepatan, sekolah bisa mempercepat progres karena kamu dipacu terus untuk maju dan dievaluasi.
Kalau kamu belajar sendiri, kecepatan bisa lambat kalau kamu nggak punya ritme tetap. Tapi kalau kamu rajin dan punya strategi, kamu bisa aja maju lebih cepat dari siswa di sekolah.
Kedisiplinan dan Sertifikasi
Ini poin penting yang sering jadi pembeda. Di sekolah, kedisiplinan “dipaksa” lewat jadwal, tugas, dan kehadiran. Sementara otodidak butuh motivasi internal yang kuat.
Soal sertifikasi, sekolah biasanya punya jalur langsung ke ujian resmi. Sedangkan kalau kamu belajar sendiri, kamu tetap bisa ikut ujian JLPT, tapi harus daftar dan latihan sendiri.
Jadi, Pilih yang Mana?
Kalau tujuan kamu adalah lulus JLPT level tertentu, punya bukti resmi untuk kerja, atau butuh komunitas belajar, sekolah bahasa Jepang bisa jadi pilihan logis. Tapi kalau kamu pengen bisa ngobrol dalam bahasa Jepang tanpa tekanan ujian, atau belajar sambil santai di sela aktivitas, belajar otodidak pun sah-sah aja.
Yang paling penting, kamu harus tahu tujuanmu belajar, dan sesuaikan jalur dengan gaya belajarmu. Karena apa pun metodenya, konsistensi dan strategi tetap jadi kunci utama dalam menguasai sekolah bahasa jepang.