Waktu kamu mulai belajar bahasa Jepang, mungkin kamu merasa frustasi dengan jumlah kanji yang seperti nggak ada habisnya. Sebenarnya, apa sih pengertian kanji jika dikaitkan dengan budaya Jepang? Ternyata, di balik setiap guratan, ada sejarah, filosofi, dan cara berpikir masyarakat Jepang yang bisa kamu pelajari.
Apa Sebenarnya Kanji Itu?
Kanji adalah karakter yang berasal dari Tiongkok dan diadaptasi ke dalam sistem tulisan Jepang sejak abad ke-5. Dalam bahasa Jepang modern, kanji digunakan bersama hiragana dan katakana. Tapi dari ketiganya, kanji punya peran yang paling kompleks sekaligus paling menarik.
Setiap karakter kanji punya bentuk tetap, bacaan berbeda tergantung konteks, dan makna yang bisa berdiri sendiri atau digabungkan dengan karakter lain. Misalnya:
- 山 (yama) = gunung
- 水 (mizu) = air
- 心 (kokoro) = hati atau jiwa
Menariknya, bentuk visual dari kanji itu nggak dibuat asal. Banyak yang secara simbolis mewakili makna aslinya. Huruf “山” misalnya, terdiri dari tiga puncak yang menyerupai pegunungan. Ini bukan kebetulan, tapi memang menggambarkan bagaimana orang zaman dulu menyusun visual dari konsep yang mereka lihat sehari-hari.
Kanji dan Nilai-Nilai Budaya Jepang
Masyarakat Jepang menjunjung tinggi konsep kesederhanaan, keharmonisan, dan makna tersembunyi. Nilai-nilai ini tercermin dalam kanji. Nggak sedikit karakter yang mengandung filosofi mendalam, bukan sekadar alat komunikasi.
Ambil contoh:
- 和 (wa) = harmoni, damai. Ini sering dipakai dalam konteks budaya Jepang seperti washoku (makanan Jepang), wagashi (kue Jepang), dan wa-fu (gaya Jepang).
- 忍 (nin) = kesabaran atau menahan diri. Huruf ini jadi bagian dari kata ninja. Di dalamnya, ada elemen “hati” dan “pedang”—menggambarkan bagaimana seseorang harus tetap tenang meski dalam tekanan.
Melalui kanji, kamu bisa melihat cara orang Jepang memandang hidup: penuh kehati-hatian, simbolisme, dan rasa hormat terhadap waktu dan proses.
Kanji dalam Kaligrafi Jepang (Shodō)
Kaligrafi Jepang atau shodō adalah bentuk seni yang menggunakan kuas dan tinta untuk menulis kanji dengan ekspresi dan estetika. Ini bukan cuma tulisan indah, tapi juga latihan mental.
Di dunia shodō, tulisan yang bagus bukan sekadar rapi. Yang dilihat adalah aliran energi, keseimbangan, tekanan kuas, dan keselarasan gerakan tangan dengan napas. Ini jadi semacam meditasi, di mana setiap guratan mencerminkan kondisi batin penulisnya.
Misalnya, satu karakter “夢” (yume = mimpi) bisa ditulis dengan gaya lembut atau tegas, tergantung emosi penulisnya. Karena itu, satu kanji bisa punya ekspresi yang sangat berbeda meskipun bentuk dasarnya sama.
Fungsi Simbolik dan Estetik Kanji dalam Kehidupan Sehari-Hari
Di Jepang, kamu bisa lihat kanji di mana-mana: papan nama, baju, cangkir teh, sampai tato. Tapi penggunaannya sering dikaitkan dengan simbolisme.
Banyak orang Jepang memilih kanji tertentu untuk nama anak, karena setiap karakter membawa doa dan harapan. Misalnya:
- 美 (bi) = keindahan
- 勇 (yuu) = keberanian
- 愛 (ai) = cinta
Dalam perayaan tahun baru, orang Jepang punya tradisi “kanji of the year” di mana satu karakter dipilih untuk merepresentasikan suasana nasional selama setahun terakhir. Ini menunjukkan betapa dalamnya posisi kanji dalam budaya dan cara berpikir masyarakat Jepang.
Kenapa Kamu Harus Pahami Kanji dari Perspektif Budaya
Kalau kamu cuma menghafal kanji tanpa tahu makna dan konteks budayanya, proses belajarnya bisa terasa hambar. Nah, memahami pengertian kanji bisa mengajarkan cara hidup, cara berpikir, dan nilai-nilai masyarakat Jepang sehingga kamu bisa lebih terhubung secara emosional dengan apa yang kamu pelajari.